Analogi surat Al-Ashr

Ustadz Nouman Ali Khan memberikan sebuah analogi terhadap surat Al-Ashr. Analogi dimana semua manusia pada dasarnya sedang tenggelam dalam kerugian. Dengan keadaan tak sadarkan diri.

“Demi massa. Sesungguhnya manusia itu benar – banar berada dalam kerugian”

Semua manusia sedang tenggelam dalam lautan kerugian dan tak sadar akan hal itu. Aku sedang tenggelam. Terkadang, aku pasrah akan keadaan itu. Memang lebih nyaman untuk tidur di dalam lautan tanpa sadar akan kerugian-kerugian yang aku dapatkan. Menjadi buih yang diombang-ambing gelombang.

Jika ingin keluar dari lautan kerugian itu, hal yang pertama kali mesti kulakukan adalah menyadari bahwa sesungguhnya aku dalam keadaan tenggelam. Meyakini bahwa pada dasarnya, kita semua rugi kecuali kita yakin bahwa kita sedang tenggelam. Jika kita sudah yakin bahwa kita sedang tenggelam. Yakin akan ayat Allah di Surat Al-Ashr. Maka kita akan berjuang sekuat tenaga agar kita tidak semakin tenggelam dalam kerugian.

Karena tak ada yang bisa kulakukan selain bergerak agar tidak semakin tenggelam dalam kerugian. Dengan bergerak, aku pun tahu ada gerakan yang membuatku naik keatas. Sebut saja gerakan ini sebagai “amal shaleh”. Ada juga gerakan yang bahkan membuatku tenggelam semakin jauh. Membuatku kembali tak sadarkan diri lagi.

Tapi jika aku beriman, aku akan kembali percaya bahwa aku harus bergerak! aku tak boleh tenggelam lagi. Aku harus melakukan “amal shaleh”.

“Demi massa. Sesungguhnya manusia itu benar – banar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh”

Itulah perumpamaan Iman dan amal shaleh.

Jika kita beriman, kita akan yakin bahwa kita sebenernya sedang tenggelam dalam kerugian. Jika kita beriman, kita akan berusaha sekuat tenaga agar kita tak semakin tenggelam dan melakukan amal shaleh.

Tapi terkadang amal shaleh yang kita lakukan menjadi semakin berat. Lautan begitu menekan kita sehingga kita malas bergerak. Sehingga iman kita menurun dan kita kembali tenggelam.

Atau tiba-tiba ada orang lain yang memegang kakiku, menahanku untuk berenang keatas. Parahnya lagi, dia pun sedang dalam tenggelam dan tak sadarkan diri!

Yang bisa aku lakukan adalah membangunkannya dan menyadarkannya. Membuat dia sadar dan yakin bahwa dirinya pun sedang tenggelam dan harus berbuat sesuatu. Menyadarkan dia untuk sama-sama berbuat amal shaleh.

Hingga nanti kita akan bersama-sama bergerak dalam amal shaleh. Dalam keadaan sadar. Berjuang untuk tidak tenggelam dan berenang dengan bebas. Ketika amal shaleh ini terlalu berat untuk dilakukan, kita akan sama-sama saling menyadarkan diri satu sama lain. Kita sama-sama saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Agar kita satu sama lain tidak tenggelam dalam kerugian.

 

“Demi massa. Sesungguhnya manusia itu benar – banar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”

 

Itulah konsekuensi Iman.

Iman membuatku sadar bahwa pada dasarnya, aku sedang tenggelam dalam kerugian. Jika tak ingin tenggelam dalam lautan kerugian, tak ada yang bisa kulakukan selain bergerak dan melakukan amal shaleh. Tak hanya sendirian. Tapi bersama-sama. Mencari orang-orang yang bisa membuat kita berenang ke atas. Membangunkan dan menyadarkan orang-orang di sekeliling kita agar kita bisa sama-sama sadar dari kerugian ini.

Menuju Ridha-Nya.

Leave a comment