Makna Berserah Diri

Hari itu rasanya kepalaku begitu pusing. Hidungku penuh dan telingaku terasa aneh. Kucoba berbagai cara tapi pusing itu tidak hilang. Aku coba menenggak Air hangat tapi rasa nyamannya tak bertahan lama. Kumiringkan kepalaku agar telingaku kembali normal tapi percuma.

Aku akhirnya mencoba tertidur di rusng admin. Mengeluh tentang pusingku sambil menelungkupkan kepala dibalik bantal. Berharap sakit ini hilang.

Aku kesal karena pusingku tak mereda. Aku hanya ingin cepat-cepat jam pulang agar bisa tiduran di rumah. Tapi ini baru jam 10 pagi.

Keluhanku semakin panjang. Rasanya 5 menit berlalu sangaaaat lama. Hingga suara adzan dzuhur mengisi langit. Biasanya shalat membantu menenangkanku, tapi aku tak bisa shalat karena sedang berhalangan. Kulihat handphone ku, mencoba mengalihkan perhatian dari keluh kesahku sendiri. Sampai aku memencet icon Al-Quran dan membaca artinya.

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Aku bangkit dan berdiri. Sadar bahwa bukan keluhan yang mesti aku lakukan. Semua hal yang terjadi padaku adalah atas izin Allah dan aku tidak ingin menjadi korban lagi. Aku lupa punya janji pada Allah untuk memaksimalkan hidupku. Sejak saat itu, aku kembali fokus meski pusing ini menemaniku.

Sakitku semakin memudar dan kini aku benar-benar sangat bersyukur. Seakan-akan Allah menungguku untuk sadar bahwa Allah ada. Seakan-akan sedari tadi Allah melambaikan tangan, menepukku dan berteriak padaku agar aku ingat pada-Nya.

Dan ketika aku sudah sadar dan sudah ingat. Aku jadi merasa tentram karena tahu Dia ada disisiku.

Aku pun belajar,

Ketika masalah menimpa,

Ketika ada sesuatu yang tidak sesuai harapan,

Ketika sesuatu berada di luar kontrol,

ketika banyak pikiran dan masalah,

ketika sedang senang dan bahagia,

Ingatlah Allah.

Lalu sadarlah bahwa ini semua dari-Nya. Kita tak sendiri. Ada Allah yang selalu memberikan support pada kita. Ada Allah yang tahu apa yang terbaik untuk kita. Dia yang menentukan bagaimana akhir kita. Dia yang tahu bagaimana membina kita dengan hasil yang Dia tentukan.

Karena sejatinya hasil bukan dari kerja keras kita ataupun kelalaian kita. Hasil adalah dari Allah. Agar kita belajar bahwa dengan bekerja keras, Allah bisa memberikan hasil yang maksimal. Sebaliknya, dengan kelalaian Allah memberikan hasil yang buruk.

Segalanya dari Allah dan berakhir pada Allah.

Bukankah itu makna berserah diri?

Ketika tak ada lagi yang harus kau takutkan. Karena hasil itu terserah pada Allah dan Allah tak pernah menzalimi hamba-hamba-Nya. Kita tinggal berniat secara ikhlas dan berikhtiar secara penuh. Tanpa takut apapun. Kecuali takut pada-Nya jika Dia tidak Ridha.

Dengan berserah diri, kita bisa pergi sejauh-jauhnya dan melakukan hal sebaik-baiknya. Karena merasa ada Allah.

Berserah diri pada Allah mengubah masalah dan penderitaan menjadi makna cinta dari Allah. Allah mencintai kita dan ingin kita menjadi manusia yang lebih baik lagi. Menjadi manusia yang bisa menyelesaikan masalah demi masalah kehidupan.

Berserah diri pada Allah mengubah makna bahagia menjadi makna syukur. Karena sejatinya meskipun dalam keadaan sesusah apapun, syukur tetap ada. Setidaknya rasa syukur karena telah diberikan nafas untuk hidup. Rasa syukur terhadap rasa syukur itu sendiri. Rasa syukur atas syukur kita terhadap rasa syukur. Rasa syukur akan diri kita yang mensyukuri rasa syukur atas syukur kita terhadap rasa syukur. dan..

ah sudahlah

Rasa syukur takkan pernah habis

Dan itu dimulai dari diri yang berserah diri.

Dimulai dari keimanan.

Leave a comment